Ayah Bunda, Sahabat Dermawan LAZ Al Abidin,
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bulan suci Ramadan pun tak terasa sudah tinggal menghitung hari. Tanpa terkecuali, umat Muslim juga selalu berharap dan berdoa agar bisa terus kembali dipertemukan dengan bulan yang mulia ini. Maka, bersyukurlah kita jika masih diizinkan oleh-Nya menapaki bulan Ramadan, di mana pintu surga terbuka lebar dan Allah membuka kesempatan bagi umat-Nya untuk memupuk banyak amal dan kebaikan.
Namun, di tengah-tengah euforia menyambut bulan Ramadan, ada hal-hal yang perlu kita persiapkan agar ibadah kita di bulan yang suci ini bisa berjalan maksimal. Simak hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum bulan suci Ramadan tiba.
Persiapan Menyambut Bulan Ramadan
Berikut empat hal yang perlu dipersiapkan sebelum bulan suci Ramadan tiba:
Bayar Utang Puasa
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 183-184)
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa puasa Ramadan merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat Islam, sehingga orang yang melewatkan ibadah puasa Ramadan juga wajib untuk membayarnya di luar bulan Ramadan. Meskipun bisa diqada di luar bulan Ramadan, bukan berarti kita dapat menunda-nunda untuk melakukannya. Lebih utama jika utang puasa wajib tersebut segera dibayarkan setelah bulan Ramadan berakhir.
Sementara, untuk batas waktu mengqada atau membayar utang puasa, Dr Ali Jumah Muhammad dari Lembaga Fatwa Mesir menyatakan, sebagian besar ulama berpendapat bahwa batasnya adalah bulan Ramadan berikutnya. Dengan demikian, tak ada ketentuan waktu dalam mengganti puasa, bahkan boleh dilakukan saat menjelang Ramadan tahun berikutnya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anhu, di mana beliau selalu membayar utang puasa di bulan Syakban.
Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya mempunyai tanggungan utang puasa Ramadan, tapi saya tidak mampu membayarnya kecuali di bulan Syakban, dikarenakan sibuk melayani dan menemani Nabi Muhammad Saw.” (HR. Muttafaq Alaih)
Puasa di Bulan Syakban
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiayallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syakban.” (HR. Muttafaq Alaih)
Berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Saw memperbanyak puasanya di bulan Syakban, satu bulan sebelum bulan Ramadan. Hal ini dilakukan Rasulullah lantaran bulan Syakban berada di tengah-tengah dua bulan mulia, yakni bulan Rajab dan bulan Ramadan, sehingga bulan ini cenderung dilalaikan oleh manusia.
Selain itu, karena bulan Syakban juga merupakan bulan laporan tahunan amal manusia kepada Allah Swt, sehingga disunahkan memperbanyak puasa di bulan ini agar saat laporan tahunan tersebut, kita sedang dalam keadaan puasa. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw berikut:
“Syakban itu bulan yang dilupakan manusia di antara Rajab dan Ramadan. Syakban adalah bulan yang di dalamnya amal-amal dilaporkan kepada Tuhan semesta alam, maka aku senang amalku dilaporkan sementara aku sedang dalam kondisi berpuasa.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah)
Bertobat
Melakukan tobat sebelum bulan Ramadan termasuk bentuk persiapan batin dalam menyambut bulan suci. Tobat dapat menjadi tolak ukur keseriusan seseorang dalam menyambut bulan Ramadan. Karena dengan bertobat, ia memperkecil adanya penghalang yang mungkin akan memperkeruh perjalanannya selama menjalani bulan Ramadan. Tak hanya itu, dalam Al-Quran pun Allah menyebut bahwa orang-orang yang bertobat akan dicintai dan diberi keberuntungan oleh-Nya.
“…sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
Bertobat pun tak hanya di lidah saja, tetapi secara total, dengan niat di dalam hati dan ditunjukkan dengan perbuatan. Namun bukan berarti tobat hanya dilakukan saat akan Ramadan saja, di luar Ramadan pun tindakan kita perlu dijaga agar tetap konsisten menghindari maksiat.
Harta untuk Zakat Infak Sedekah
Bermurah hati dengan berinfak dan sedekah di bulan Ramadan termasuk ke dalam perbuatan yang disenangi oleh Allah Swt. Bahkan, dalam sebuah hadis riwayat Bukhari & Muslim dikatakan bahwa orang yang memberi di bulan Ramadan, pahalanya sama seperti mengerjakan ibadah wajib. Saat seseorang memberikan sedikit kepunyaannya kepada orang yang sedang berpuasa, sekali pun itu hanya sebutir kurma atau seteguk air, ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Dengan begitu, tak heran jika kemudian bulan Ramadan memiliki nama lain Syahrul Musawah yang artinya bulan berbagi.
Nabi Muhammad Saw pun menjadi salah satu teladan dalam hal memberi, sifat dermawannya mengesankan banyak orang, apalagi saat bulan Ramadan. Bahkan, kebaikan beliau dalam memberi sampai digambarkan seperti lebih dari hembusan angin, kebaikannya merata dirasakan oleh orang-orang di sekelilingnya. Hal tersebut sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu: ”Sungguh, Rasulullah Saw saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma daripada angin yang dilepaskan.” (HR. Muttafaq Alaih)
Untuk itu, agar lebih maksimal dalam beribadah dan mendapatkan pahala di bulan Ramadan, kita perlu mempersiapkan materi atau harta untuk berbagi kepada sesama. Meskipun kehadiran Ramadan masih terhitung bulan, kita perlu untuk mempersiapkannya sejak sekarang.
Namun demikian, bukan berarti di luar bulan Ramadan kita berhenti berinfak dan sedekah. Kita juga tetap bisa melakukan infak dan sedekah melalui LAZ Al Abidin.
Klik di bawah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar